KOMPETENSI GURU DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN
KOMPETENSI GURU
DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN
Oleh :
Hendri Ardianto¹, Hesna Endah Setiowati², Haris
Sumirat N³
Rohaniawan
(Bhikkhu) Vihara Avalokitesvara¹, Guru di SMK N 1 Leuwilliang², Guru di SMP
Islam Baitul Ilmi Cigudeg³.
ABSTRAK
Kompetensi
guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas.
Tanpa adanya kompetensi tidak akan mungkin pembelajaran yang bermutu akan
terwujud. Kompetensi adalah bagian dari unsur kesuksesan
pembelajaran.Kesuksesan dalam pembelajaran tidak hanya kompetensi pendidik saja
yang berperan penting, melainkan adanya manajemen dalam pelaksanaan
pembelajaran.Dalam pembelajaran harus dibarengi antara kompetensi dan manajemen
pendidik sebagai satu kesatuan dalam mewujudkan pembelajaran yang
maksimal.Dalam kajian ini penulis menggunakan studi pustaka atau kajian literatur.Melalui
kajian literatur dapat memaparkan tentang kompetensi pendidik dan manajemen
dalam pembelajaran.
Kata
kunci : kompetensi pendidik, Manajemen pembelajaran dan metode kajian pustaka.
ABSTRACT
Teacher competence is the spearhead in the implementation of quality learning. Without the competence will not be possible quality learning will be realized. Competence is part of the element of successful learning. Success in learning is not only the competence of educators who play an important role, but the existence of management in the implementation of learning. In learning must be coupled between the competence and management of educators as a whole in realizing the maximum learning. In this study the authors use literature study or literature review. Through the literature review can explain about the competence of educators and management in learning.
Keywords: competence of educator, Management learning and
literature review method.
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan usaha untuk mencerdaskan manusia yang berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan. Menurut Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2002 : 263) bahwa pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara,
perbuatan mendidik. Melalui proses pendidikan, manusia akan mampu
mengekspresikan pengetahuannya di kehidupan yang luas. Pengetahuan yang
diperoleh melalui pendidikan tersebut dapat diekspresikan melalui sikap yang
mampu memberi manfaat bagi sekitarnya.
Di
dunia pendidikan dalam hal ini sekolah adalah tempat terjadi proses transfer
ilmu antara pendidik dan peserta didik. Output
yang baik dalam pendidikan merupakan usaha pendidik yang mampu mempengaruhi
peserta didik dengan pengetahuannya melalui cara yang sistematis. Cara
sistematis yang diterapkan adalah bagian dari kualitas pendidik.Maka pendidik
harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional(Mulyasa 2003:53).
Kenyataannya
di dunia pendidikan tidak semuanya menampakkan hasil yang diharapkan.Beberapa
kendala yang harus diselesaikan untuk mempengaruhi pendidikan yang baik salah
satunya peran guru.Peran guru dimaksudkan bagaimana menciptakan suasana belajar
yang baik dan penggunaan media serta kemampuan maksimal guru.Hal ini adalah
bagaimana guru mampu menggunakan kompetensinya sebaik mungkin.Berdasarkan
PPNo. 19 tahun 2005 pasal 19 ayat (1) Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Selain
peran pendidik maka dibutuhkan keaktifan peserta didik dalam lingkup
pembelajaran.
Keberhasilan
pembelajaran ditandai dengan output yang
baik. Prestasi serta perubahan sikap menjadi indikator keberhasilan
belajar.Keberhasilan ini tidak semata-mata pengaruh dari peserta didik yang
memiliki kecerdasan diatas rata-rata, melainkan faktor pendidik dan peserta
didik.Efektivitas
dalam pembelajaran tergantung pada pemberdayaan kopetensi serta loyalitas
pendidik.Dikarenakan setiap pembelajaran membutuhkan kemampuan mengelola kelas
dan kesesuaian materi.Kemampuan pengelolaan kelas dan materi merupakan kualitas
manajemen pendidik.
Kualitas
pendidik atau kompetensiakan mendukung peserta didik dengan mudah menerima
pembelajaran. Saat pembelajaran peserta didik akan menggunakan
sistem yang dilaksanakan dengan melihat karakter peserta didik. Demikian pulan
penggunaan sistem yang dimaksud akan mempengaruhi peserta didik lebih nyaman
dan mudah menerima ilmunya. Keberhasilan belajar menjadi tujuan tertinggi
dalam dunia pendidikan. Keberhasilan yang didapat akan merubah sikap peserta
didik dan selanjutnya akan di aplikasikan di masyarakat luas.Artinya
keberhasilan peserta didik dapat dipengeruhi oleh kompetensi pendidik.Berdasarkan
uraian diatas maka penulis akan menguraikan tentang apa yang dimaksud
kompetensi, manajemen serta pembelajaran.
METODE KAJIAN
Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi guru dalam manajemen
pembelajaran.Kajian kompetensi guru dalam manajemen pembelajaran ini
menggunakan metode kajian pustaka. Menurut Nazir (2005:93) menyatakan bahwa
studi kepustakaan atau studi literature, selain dari mencari data sekunder yang
akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai mana ilmu
yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana mendapat
kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi yang diperlukan
diperoleh. Pendapat lain tentang kajian pustaka dijelaskan oleh Ratna dalam
Prastowo (2012:80), memiliki tiga pengertian yang berbeda.
1.
Kajian pustaka adalah seluruh bahan
bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah
dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi.
2.
Kajian pustaka sering dikaitkan dengan
kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk
menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti menggabungkan
kajian pustaka dengan kerangka teori.
3.
Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan
yang secara khusus berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji.
Berdasarkan kajian pustaka atas literatur tersebut kemudian peneliti melakukan
sisntesis dan kesimpulan dalam bentuk deskripsi yang
berupa pembaharuan informasi. Berdasarkan
metode kajian pustaka, peneliti merumuskan masalah berkaitan dengan kompetensi
guru, manajemen dan pembelajaran.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Definisi
Manajemen
Suatu
tujuan yang tercapai, salah satunya membutuhkan manajemen yang baik. Manajemen yang
dilakukan akan mempermudah dalam pelaksanaan tugas. Dalam manajemen terdapat
beberapa unsur yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, manusia dan
metode. Supaya unsur manajemen dapat digunakan sebagai cara pencapaian tujuan
maka pemimpin mampu mengatur unsur tesebut secara sistematis dan optimal.Untuk
memahami pengertian manajemen dengan baik, berikut terdapat pendapat para ahli
tentang manajemen.
Menurut Mulayu S.P. Hasibuan (2000:2)“manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai satu tujuan”.
Menurut Richard L.Daft (2002:8)“manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi
dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi”.
Menurut Gordon (1976) dalam Bafadal (2004:39)“menyatakan bahwa manajemen merupakan metode yang
digunakan administrator untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai
tujuan tertentu”.
Menurut T.Hani Handoko (2000:10)“manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk
menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia,
pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan”.
Sedangkan menurut Rivai (2010:2) “manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pendayagunaan sumber daya lainnya secara efesien, efektif dan produktif
merupakan hal yang paling penting untuk mencapai suatu tujuan”.
Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan alat dan
ilmu seni yang digunankan untuk mempermudah pencapaian tujuan dengan
melaksanakan unsur-unsur manajemen secara sistematis dan memanfaatkan sumber
daya yang ada.
Manajemen
dalam pendidikan tentu memiliki berbagai aspek yang harus dilaksanakan.Aspek
yang harus laksanakan hendaknya dilakukan secara runtut sehingga mampu
memberikan kemudahan.Merujuk pada kata manajemen yang berasal dari bahasa inggris,
"Manage" yang memiliki arti mengelola/mengurus, mengendalikan,
mengusahakan dan juga memimpin.Sehingga manajer sebagai pengelola, pengendali,
dan juga pemimpin mampu menggunakan fungsinya sebagai manajer.Menurut
handoko (2009:23) fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing, staffing, leading, dan contolling.
1. Planning
Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau
penetapan tujuan-tujuan organisasidan penentuan strategi, kebijaksanaan,
proyek, program, prosedur, metoda, sistem,anggaran, dan standar
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.Perencanaan organisasi dalam hal ini
pembelajaran memiliki tujuan yang memungkinkan diantaranya :
a.
Pendidik bisa memperoleh sumber daya-sumber daya yangdiperlukan
untuk mencapai tujuan-tujuan.
b. Para peserta didik untuk dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konsistendengan berbagai tujuan
dan prosedur terpilih.
c. Kemajuan dapat terus dimonitor
dan diukur, sehingga tindakan korektif dapatdiambil bila
tingkatan kemajuan tidak memuaskan.
d.
Organizing
Pengorganisasian (organizing)
adalah 1) penentuan sumber daya-sumber daya dankegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2)perancangan dan pengembangan
suatu organisasi atau kelompok kerja yang akandapat membawa hal-hal tersebut
kearah tujuan, 3) penugasan tanggung jawabtertentu dan kemudian, 4)
pendelegasian wewenang yang diperlukan kepadaindividu-individu untuk
melaksanakan tugas-tuganya. Setelah para manajer atau pendidik
menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-rencana atau program-program
untuk mencapainya, maka mereka perlu merancang
dan mengembangkan suatu pembelajaran yang akan dapat melaksanakan
berbagai program tersebut secara khusus.
e.
Staffing
Staffingatau
penarikan (recruitment), pelatihan
dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada peserta didik
dalam lingkungan belajar yang menguntungkan dan produktif.
f.
Leading
Pengarahan (leading),
secara sederhana adalah untuk membuat ataumendapatkan para peserta didik melakukan
apa yang diinginkan, dan harus merekalakukan.
g.
Contolling
Pengawasan (controlling),
adalah penemuan dan penerapan caraserta peralatanuntuk menjamin bahwa rencana
telah dilaksanakan sesuai dengan yang telahditetapkan.Fungsi pengawasan pada
dasarnya mencakup empat unsur, yaitu : 1) penetapanstandar pelaksanaan, 2)
penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan, 3) pengukuranpelaksanaan nyata dan
membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan,4) pengambilan tindakan
koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang daristandar.
Fungsi
manajemen diatas jika diaplikasikan dalam dunia pendidikan tentu akan
memberikan dampak yang baik dalam tujuan pembelajaran. Pendidik sebagai manajer
di kelas bertindak menyusun apa yang akan di sampaikan (planning). Hal ini berkaitan penyusunan rancangan pelaksanaan
pembelajaran yang di dalamnya terdapat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.Setelah perencanaan telah
dibuat maka selanjutnya diteruskan dengan fungsi kedua yaitu staffing.Tugas pendidik yaitu memberikan
orientasi dan pelatihan terhadap peserta didik. Kemudian pendidik menginginkan
tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran dan peserta didik mau melakukan apa
yang diinginkan. Dan yang terakhir adalah controlling
atau pengawasan yang berfungsi sebagai sarana evaluasi dan perbaikan jika
pelaksanaan pembelajaran belum tercapai secara optimal.
Definisi Pembelajaran
Tercapainya
tujuan dalam pendidikan adalah terjadinya suatu proses dan interaksi pendidik
dan peserta didik dalam transfer ilmu. Terjadinya proses transfer ilmu sering
diterjemahkan sebagai pembelajaran. Untuk memahami makna sesungguhnya dari
pembelajaran berikut paparan tentang pembelajaran menurut para ahli.
Menurut Winataputra (2007: 1) yang menyatakan bahwa arti
pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi
dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.
Munandar (dalam Suyono dan Hariyanto, 2011:207) yang
menyatakan bahwa pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong kreativitas
anak secara keseluruhan, membuat peserta didik aktif, mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi menyenangkan.
Aqib (2013: 66) menyatakan bahwa proses pembelajaran adalah
upaya secara sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses
pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Komalasari (2013:3) pembelajaran
merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajar yang direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.
Syah (2010:215) pembelajaran
merupakan upaya yang dilakukan seseorang agara orang lain belajar
Arifin (2010:10) pembelajaran
merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik yang bersifat
interaktif dan komunikatif antara pendidik “guru” dengan siswa, sumber belajar,
dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya
tindakan belajar siswa.
Beberapa definisi
pembelajaran diatas yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan proses interaksi pendidik dan peserta didik yang
dilakukan secara sistematis guna memfasilitasi peserta didik untuk belajar demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
Berpedoman pada definisi
manajemen dan pembelajaran diatas maka konsep manajemen pembelajaran dapat
diartikan sebagai proses mengelola yang meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian (pengarahan) dan pengevaluasian kegiatan yang
berkaitan dengan proses pembelajaran yang didalamnya terdapat faktor untuk
mencapai tujuan. Dalam mengelola pembelajaran, manajer dalam hal ini guru
melaksanakan berbagai langkah kegiatan mulai dari merencanakan pembelajaran,
mengorganisasikan pembelajaran, mengarahkan dan mengevaluasi pembelajaran yang
dilakukan.Pengertian manajemen pembelajaran demikian dapat diartikan secara
luas dalam arti mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana membelajarkan siswa
mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada penilaian pembelajaran.
Pendapat lain menyatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan bagian dari
strategi pembelajaran yaitu strategi pengelolaan pembelajaran.
Memahami
manajemen pembelajaran, penulis mengutip hasil penelitianEntin Fuji Rahayu
(2015) tentang Manajemen Pembelajaran dalam Rangka Pengembangan kecerdasan
majemuk peserta didik menunjukkan manajemen pembelajaran dalam rangka
pengembangan kecerdasan majemuk (multiple intelligences) peserta didik di TK
Kusuma Mulia Ngadiluwih Kediri dilaksanakan melalui tahapan perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, serta faktor pendukung, dan faktor penghambat. Tahap
perencanaan manajemen pembelajaran dalam rangka pengembangan kecerdasan majemuk
peserta didik meliputi tiga kegiatan, yaitu: (1) membuat rencana kegiatan
harian (RKH) secara rutin dan teratur, (2) RKH disesuaikan dengan rencana
kegiatan mingguan (RKM), program tahunan (prota), dan program semester (promes)
yang didasarkan pada kurikulum, dan (3) perencanaan kelas disesuaikan dengan
kebutuhan dan kegiatan pengembangan kecerdasan majemuk peserta didik. Kegiatan
pelaksanaan meliputi: (1) kegiatan terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir,
(2) kelas ada dua bentuk, di dalam ruangan dan di luar ruangan, (3) variasi
kelas ada klasikal dan kelompok, (5) terdapat variasi pemberian tugas, (4)
lingkungan kelas dikondisikan mampu menunjang pengembangan kecerdasan majemuk
peserta didik, (6) adanya kegiatan penunjang kecerdasan majemuk peserta didik,
dan (7) guru melaksanakan tindakan
preventif dan kuratif untuk menjaga situasi kelas agar kondusif. Tahap evaluasi
terdiri dari: (1) evaluasi harian dan evaluasi semester, (2) evaluasi harian
dilihat dari proses penyelesaian pekerjaan, hasil pekerjaan, perilaku, dan
penilaian 4-5 lima anak dalam rencana kegiatan harian, dan (3) evaluasi
semester berupa laporan perkembangan (rapor) berasal dari yayasan dan laporan
perkembangan (rapor) baru dari pemerintah. Faktor pendukung dalam manajemen
pembelajaran ini meliputi (1) guru yang
kreatif dan inovatif, (2) pengembangan kurikulum yang mendukung, (3)
tersedianyan fasilitas penunjang yang mencukupi, dan (4) adanya dinamika kelas.
Sedangkan faktor penghambat meliputi: (1) jumlah ruangan kelas yang kurang
mencukupi dan halaman yang kurang luas. Masalah ruangan diatasi dengan adanya 2
sesi belajar (pagi pukul 07.15-09.15 dan siang pukul 09.15-11.15), dan (2)
ruangan yang masih kurang sehingga tidak ada ruangan khusus sentra.Diatasi
dengan kelas semi sentra dengan bentuk kelompok.Melihat hasil penelitian
tentang manajemen pembelajaran dapat memberikan penjelasan bahwa terdapat
tidakan yang sistematis yang meliputitahapan perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, serta faktor pendukung, dan faktor penghambat.Tahapan yang
dilaksanakan pendidik dalam hal ini berkaitan dengan kemempuan pendidik
(kompetensi) yang harus dimiliki.
KOMPETENSI GURU
Manajemen
dalam pendidikan yakni yang dimiliki oleh guru menjadi modal utama dalam
menyukseskan pembelajaran. Manajemen tidak akan berjalan dengan baik jika tidak
dibarengidengan kemampuan guru atau kompetensi. Kompetensi merupakan bagian
utama yang dimiliki pendidik dalam menyalurkan pengetahuan.Berikut kajian
tentang kompetensi oleh para ahli.
Menurut
syah (2000:230) menjelaskan kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keadaan
berwenang atau memenuhu syarat menurut ketentuan hukum.
Muhaimin
(2004:151) kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung
jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.
Robbins
(2001:37) menyebutkan kompetensi sebagai ability,
yaitu kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam
suatu pekerjaan.
Majid
(2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan
kualitas guru dalam mengajar.
McAshan
(1981:45) dalam Mulyasa (2003:38) mengatakan bahwa kompetensi “…is a klowledge, skills and abilities or
capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to
the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive,
affective, and psychomotorbehaviors”. Dalam hal ini kompetensi diartikan
sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dari dirinya, hingga ia dapat melakukan
perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Definisi
diatas tentang kompetensi merupakan modal awal yang harus dimiliki seseorang,
yakni meliputi pengetahuan dan keterampilan yang selanjutnya digunakan sebagai
alat untuk mempermudah penyampaian kemampuan demi tujuan yang diharapkan.
Dalam
proses pembelajaran hendaknya kompetensi guru di terapkan guna mempermudah
transfer pengetahuannya. Dalam hal ini pendidik yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tugas pendidik tidaklah mudah karena
harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai standar kompetensi
tertentu serta norma dan nilai-nilai yang berlaku. Tugas pendidik meliputi “instruction, education and manajement”.Dalam
aspek instruction,pendidik bertugas
menstranfer pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dalam tugas instruction ini, pendidik berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampialn peserta didik sehingga kelak akan menjadi orang memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. pendidik harus pandai-pandai
memberikan motivasi kepada peserta didiknya agar peserta didik bersedia dengan
senang hati mengembangkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilan yang
diberikan di kelas dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang ada.
Kecerdasan
pendidik ini tertuang pada kompetensi pendidik. Menurut Hall dan Jones kompetensi
merupakan pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu
secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang dapat diamati dan diukur (Hall dan Jones dalam Mukminan, 2003 :2).
Kemampuan atau kompetensi pendidik dalam hal ini meliputi: (a) kompetensi pedagogic, (b) kompetensi kepribadian,
(c) kompetensi professional dan (d) kompetensi sosial.Kompetensi pedagogic merupakan kemampuan pendidik
dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimiliki peserta didik.Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan pendidik yang
diwujudkan dalam kepribadian yang mantap dan berwibawa, stabil, dewasa dan berperilaku
baik serta mampu sebagai teladan bagi peserta didik.Kompetensi professional
merupakan kemampuan pendidik yang berkaitan dengan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga yang bersangkutan mampu
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan.Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik
untuk berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, antar sesama pendidik,
tenaga pendidikan, orang tua / wali peserta didik sertamasyarakat sekitar.
Pembahasan tentang
manajemen, kompetensi dan pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling
berkaitan dalam pencapaian tujuan. Memahami definisi manajemen yang berasal
dari bahasa latin, yaitu kata manus
dan agree yang berarti malakukan.
Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani.Dalambahasa
Indonesia diterjemahkan menjadi Manajemen atau pengelolaan.Dari sini dapat
diketahui bahwa Manajemen secara bahasa adalah proses atau usaha yang dilakukan
untuk mencapai suatu tujuan.Sedangkan kompetensi berhubungan dengan pengetahuan
dan keterampilan yang digunakan pendidik sebagai alat untuk mempermudah
penyampaian kemampuannya demi tujuan yang diharapkan. Sedangkan pembelajaran
merupakan proses interaksi pendidik dan peserta didik yang dilakukan secara
sistematis guna memfasilitasi peserta didik untuk belajar demi tercapainya
tujuan pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen, kompetensi dan
pembelajaran adalah perpaduan yang dapat digunakan untuk mengatur, menyampaikan
apa yang diinginkan secara sistematis guna pencapaian tujuan yang diharapkan.
Jika manajer atau pendidik
mampu menggunakan fungsinya dengan baik akan terjadi kelancaran dalam
pelaksanaan tugasnya. Kelancaran tersebut dikarenakan ada kemampuan yang
meliputi kemampuan pedagogic, kepribadian, professional dan sosial.Berdasarkan
penelitian kelompok oleh Veronika Ellyana Dian W, Mintasih Indriayu dan Sudarno
(2016) tentang kompetensi guru terhadap motivasi belajar menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompetensi guru terhadap
motivasi belajar siswa. Hasil ini dapat diketahui melalui hasil uji t diperoleh
nilai probabilitas sebesar (0,000). Nilai ini lebih kecil dibandingkan 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompetensi guru dengan
variabel motivasi belajar. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R
Square) diperoleh angka sebesar 0,511 atau 51,1%. Hal ini dapat diartikan bahwa
51,1 % variabel motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru. Dengan
kata lain bahwa kompetensi mempengaruhi motivasi belajar peserta didik dan
selanjutnya motivasi belajar akan menentukan hasil belajar.
KESIMPULAN
Kemampuan
dan keterampilan manajer atau guru akan menghasilkan produk berupa peserta
didik yang memiliki kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan
yang nantinya berguna di masyarakat luas. Sehingga berdasarkan paparan diatas
maka peneliti menyimpulkan beberapa poin yaitu : 1) kompetensi pendidik adalah
modal dasar sebagai pelaku pendidikan untuk mentranfer ilmunya. 2) kompetensi
pendidik harus didukung dengan manajemen dalam pembelajaran untuk mempermudah
dan melancarkan pembelajaran. 3) kompetensi dan manajemen dalam pembelajaran
akan memberikan dampak baik pada tujuan pendidikan. Tujuan dalam pendidikan ini
akan menghasilkan kemampuan yang baik bagi peserta didik guna menciptakan
kualitas hidup yang lebik baik bagi kehidupan pribadi dan social masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Majid. 2005. Perencanaan Pembelajaran dan Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan
Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung : Yrama Widya.
Arifin,
Zainal. (2010). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Bafadal,
Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan
Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.
Daft,
Richard L. 2002. Manajemen Edisi Kelima Jilid Satu. Jakarta : Erlangga.
Departemen
Pendidikan Nasional, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang
Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Depdiknas.
Departemen
Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.
Entin
Fuji Rahayu.(2015).Dalam Manajemen Pembelajaran dalam Rangka Pengembangan
Kecerdasan Mjemuk Peserta Didik.://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/Jurnal-Manajemen-Pendidikan-volume-24-no.-5.pdf.
(Diakses pada Tanggal 15 Desember 2017).
Handoko
T. Hani, 2000, Manajemen Personalia dan
Sumberdaya Manusia, Edisi II, Cetakan Keempat Belas, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Handoko.
T. Hani, 2009. Manajemen, Cetakan
duapuluh.Yogyakarta : Penerbit BPEE.
Hasibuan,
Malayu SP, 2000. Manajemen Sumber Daya
Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta.
Komalasari,
Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika
Aditama.
Muhaimin
(2004).Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin
Syah.2010.Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru.Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.
Mukminan.
2004. Pembelajaran Tuntas. Jakarta : Depdiknas.
Mulyasa.
E. 2003, Kurikulum Berbasis Kompetens;Konsep,Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya).
Nazir,
M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Novauli F.(2012). Dalam
Pengaruh Kompetensi
Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kewirausahaandi SMK
Kristen 1 Surakartahttp://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JPP/article/download/2026/1986. (diakses pada tanggal 15 Desember 2017).
Prastowo,
A. 2012.Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Robbins,
S.P. (2001). Psikologi Organisasi, (Edisi ke-8). Jakarta: Prenhallindo.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori
dan Konsep Dasar. Surabaya : Rosda.
Syah,
Muhibbin. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Udin S. Winataputra. 2007. Teori Belajar dan
Pembelajaran.Jakarta : Universitas Terbuka.
Veitzal
Rivai, 2010, Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan. Jakarta PT: Raja Grafindo Persada.
Komentar
Posting Komentar