FILSAFAT PENGETAHUAN
FILSAFAT
PENGETAHUAN
Disusun
oleh
Hendri
Ardianto
NPM : 072117065
Program Studi
Administrasi
Pendidikan
Pascasarjana
Universitas Pakuan
Bogor
2017/2018
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia pada dasarnya adalah mahluk pencari kebenaran.
Manusia tidak selalu merasa puas dengan apa yang sudah ada. Hal ini ditandai
selalu mencari dan bertanya-tanya tentang kebenaran tersebut. Kebenaran serta
pengetahuan setiap orang dapat ditemukan dengan cara berbeda-beda baik melalui
pembelajaran maupun pengalaman. Walau terkadang pengetahuan tentang kebenaran yang dicari selalu mendapatkan
jawaban yang beraneka ragam. Pencarian kebenaran ini yaitu melalui filsafat.
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang mendalam
terhadap segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio.Filsafat juga diartikan
sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala
sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh
dengan segala hubungan. Masyarakat pada umumnya selalu bergelut pada
filsafat.Secara disadari maupun tidak, agama serta adat istiadat selalu
menggunakan filsafat untuk menemukan kebenaran.Dalam hal ini berkaitan dengan
filsafat ilmu pengetahuan.
Pengetahuan merupakan kekayaan mental seseorang yang
menjadikan diri bermartabat.Sangat sulit dibayangkan jika kehidupan ini tidak
ada pengetahuan.Tidak mengerti mana yang baik dijalankan, begitu juga
sebaliknya.Mengerti tentang begitu penting dan berharganya pengetahuan, maka
setiap langkah perjalanan hidup tentu disertai belajar untuk mendapatkan
pengetahuan.
Pada hakikatnyamelalui pengetahuan, kita menginginkan jawaban yang benar bukan
sekedar jawaban yang sifatnya menimbulkan keraguan. Selanjutnya bagaimana kita
mendapatkan pengetahuan dan memanfaatkannya. Dalam hal ini akan membahas
tentang filsafat ilmu pengetahuan.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini adalah :
1. Apakah
yang dimaksud dengan pengetahuan dan filsafat pengetahuan ?
2. Apa
saja jenis pengetahuan menurut polanya dan tingkatannya?
3. Dari
mana sumber pengetahuan ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari
makalah ini yaitu:
1. Memahami
pengertian pengetahuan dan filsafat pengetahuan.
2. Memahami
jenis pengetahuan menurut polanya dan tingkatannya.
3. Mengetahui
sumber pengetahuan.
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi :
1. Pembaca
sebagai
bahan referensi bacaan dalam memenuhi mata kuliah filsafat pengetahuan.
2. Penyususun
Sebagai
bekal dan pengetahuan dasar dalam memahami filsafat pengetahuan itu sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi pengetahuan
Sebelum memahami pembahasan yang
lebih lanjut, permasalahan utama yang harus kita ketahui adalah apakah
pengetahuan itu.pengetahuan berarti segala sesuatu yg diketahui; kepandaian:
atau segala sesuatu yg diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran) (Tim
penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,2002). Selain definisi
diatas, pengetahuan menurut beberapa ahli adalah:
a.
Menurut
Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya
oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan
pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan
sebuah objek tertentu.
b.
Menurut
Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah
dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan
yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan
menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
c.
Menurut
Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telingan.
Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan merupakan hasil dari mengetahui dan mengingat melalui indera
seseorang.Pengetahuan merupakan kegiatan yang bersifat terlihat.Karena selalu
menambah sesuatu yang baru kepada subjek. Subjek yang tadinya tidak mengetahui
akan menjadi tahu. Objek yang sebenarnya tidak dikenal menjadi
kenal.Pengetahuan manusia juga selalu tumbuh dan berkembang.Ia bersifat tidak
sempurna, tidak terbatas, tidak tuntas. Mengapa ?karenamanusia tidak dapat
mengenal sesuatu langsung sampai tuntas, tetapi tahap demi tahap, sepotong demi
sepotong, melalui pola membeda-bedakan dan menghubungkan atau analisis sintesa
(Pranarka,39-41).
Pengetahuan juga
mengandung makna sebagai istilah untuk mendefinisikan apabila seseorang
mengenal tentang sesuatu. Sesuatu yang menjadi pengetahuanya terdiri dari
unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta keinginan tentangsesuatu yang
akan diketahuinya. Maka pengetahuan selalu menuntut adanya subyek yang
mempunyai keinginan untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal yang
ingin diketahuinya.Jadi pengetahuan adalah hasil usaha manusia untuk memahami
suatu objek tertentu yang sifatnya belum tahu menjadi tahu.
2.2 Filsafat pengetahuan
Berbicara
masalah filsafat, tentu kita harus mengetahui apa itu filsafat ?.Kata filsafat
atau filosofi (philosophy) berasal dari perkataan Yunani philos (suka, cinta)
dan sophia (kebijaksanaan). Jadi kata filosofi berarti cinta kepada
kebijaksanaan.Suatu tindakan yang dilakukan dengan mengandung unsur cinta serta
kebenaran, maka hal itu termasuk filsafat. Pemahaman filsafat menjadi fokus
untuk dilakukan dalam kehidupan kita yang bersangkutan dengannorma yang
berlaku. Baik itu kesopanan secara ucapan maupun tindakan.
Beekman
(dalam Paulus Wahana,2016:18)para filsuf mendefinisikan pendapatnya berkenaan
dengan definisi filsafat sebagai berikut:
1)
Aristotelesmendefinisikan
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari
prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada ini.
2)
R.
Beerling Filsafat adalah pemikliran-pemikiran yang bebas,
diilhami oleh rasio, mengenai segala sesuatu yang timbul dari
pengalaman-pengalaman.
3)
Bertrand
Russell: Filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis
seperti kita lakukan pada kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam ilmu
pengetahuan, akan tetapi secari kritis.
4)
Plato:
Filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling
akhir dari segala sesuatu yang ada.
5)
Arne
Naess: Filsafat terdiri dari pandangan-pandangan yang
menyeluruh, yang diungkapkan dalam pengertianpengertian.
Pendapat
dari para filsuf diatas merupakan definisi yang di ungkapkan untuk memahami
filsafat.Melihat sumbangsih pemikiran filsuf diatas dapat disimpulkan bahwa
dengan penyelidikan, pengertian dan pemikiran rasio untuk menjawab segala
sesuatu yang muncul dari berbagai pengalaman secara mendalam itulah filsafat.
2.3 Pengetahuan Menurut Pola dan Tingkatannya
Pengetahuan yang
didapat setiap individu memiliki kecenderungan yang berbeda-beda.Perbedaan ini
memiliki faktor beragam yang menjadi sumber masalah dalam meningkatkan
pengetahuan.Untuk memehami pengetahuan, dapat di kelompokkan dalam bentuk pola
maupun tingkatannya.Berikut kajian tentang pengetahuan menurut pola dan
tingkatannya.
a. Pengetahuan
menurut polanya
Pengetahuan
menurut polanya dibedakan antara macam-macam pengetahuan yaitu :tahu bahwa, tahu
bagaimana, tahu akan/mengenai dan tahu mengapa.
1) Tahu Bahwa
Pengetahuan bahwa adalah pengetahuan tentang informasi
tertentu yang bersifat teoritis. Tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa sesuau
memang begitu adanya bahwa apa yang dikatakan memang benar.Pengetahuan ini
berkaitan dengan keberhasilan mengumpulkan informasi atau data tertentu. Maka
kekuatan pengetahuan ini adalah informasi atau data yang dimilikinya dan orang
lain tidak memilikinya.
2) Tahu Bagimana
Pengetahuan ini menyangkut bagaimana melakukan sesuatu, ini
yang dikenal dengan Know-how.Pengetahuan ini berkaitan dengan ketrampilan,
keahlian dan kemahiran teknis dalam melakukan sesuatu. Seseorang yang mempunyai
pengetahuan jenis ini tidak lain berarti ia tahu bagaimana melakukan sesuatu,
berkaitan dengan praktek.
3) Tahu akan/mengenai
Yang dimaksudkan pengetahuan ini adalah sesuatu yang sangat
spesifik menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman
atau pengenalan pribadi. Unsur paling penting dalam hal ini adalah pengenalan dan
pengalaman pribadi secara langsung dengan objeknya.
Ada beberapa ciri dari pengetahuantahu
akan/mengenai ini adalah :1) Karena
pengetahuan ini didasarkan pada pengenalan pribadi yang langsung dengan objek,
pengetahuan ini mempunyai tingkat objektifitas yang cukup tinggi (berdasarkan
pengenalan dan pengalaman langsung si subjek). Walaupun disadari bahwa unsur
subjektifitas tetap ada karena objek itu tetap dikenal dan ditangkap
berdasarkan sudut pandang si subjek. 2) Subjek mampu membuat penilaian tertentu atas objeknya
karena pengenalan dan pengalaman pribadi yang bersifat langsung dengan
objek. 3) Pengetahuan ini bersifat
singular (tunggal), yaitu hanya berkaitan dengan barang atau objek khusus.
Artinya pengetahuan ini terutama terbatas pada objek yang dikenal langsung dan
personal dan bukan menyangkut objek serupa lainnya.
4) Tahu Mengapa
Pengetahuan jenis ini berkaitan dengan “pengetahuan bahwa”,
hanya saja “tahu mengapa” jauh lebih mendalam dari “ Tahu bahwa” karena
pengetahuan “tahu mengapa” berkaitan dengan penjelasan. Penjelasan ini tidak
hanya berhenti pada informasi, melainkan menerobos masuk ke balik data atau
informasi yang ada.Dengan penjelasan yang ada maka “tahu mengapa” jauh lebih
kritis, bahkan sudah pada tingkat mengkaitkan dan menyusun hubungan-hubungan
tak kelihatan antara berbagai informasi yang ada.Melangkah dari informasi yang
ada ke informasi baru yang menyingkap pengetahuan yang lebih
mendalam.Pengetahuan model ini lebih dekat kepada model ilmiah.Bahwa keempat
macam pengetahuan ini terdapat saling hubungan yang sangat erat untuk bisa
tercapainya pengetahuan yang dianggap pling benar dan sempurna.
b. Pengetahuan
menurut tingkatannya
Terdapat
bebarapa jenis pengetahuan yang di ungkapkan Burhanuddin
Salam, bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu:
1) Pengetahuan biasa
Pengetaahuan biasa adalah pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan
istilah common sense(akal
sehat), dan sering diartikan dengan good sense, karena
seseorang memiliki sesuatu di mana ia menerima secara baik.Pengetahuan
biasa ini, dalam mengungkapkan objek yang dilihat dan dirasakan sebagaimana
adanya.Contoh, orang menyebut itu dingin karena dirasakan bahwa itu dingin dan
sebagainya.
2) Pengetahuan ilmu
Adalah ilmu sebagai terjemahan dari science.Dalam
pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan
ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif objektif.Ilmu dapat merupakan
suatu metode berpikir secara objektif (objective thinking), tujuannya
untuk menggambarkan dan member makna terhadap dunia factual. Pengetahuan yang
diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen,
klasifikasi. Analisis ilmu itu obkektif dan menyampingkan unsure pribadi,
pemikiran logika diutamakan, netral, dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu
yang bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta.
3) Pengetahuan filsafat
Adalah pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif.Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.kalau ilmu hanya pada satu bidang
pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat, membahas hal yang lebih luas dan
mendalam.Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis,
sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
4) Pengetahuan agama
Adalah pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya.Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para
pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beebrapa hal yang pokok, yaitu ajaran
tentang cara berhubungan dengan tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan
vertical dan cara berhubungan dengan sesame manusia, yang sering juga disebut
dengan hubungan horizontal.
Selain jenis pengetahuan diatas, para ahli membagi dan
menjelaskan pengetahuan menurut tingkatannya.Jenis-jenis
pengetahuan juga dapat dilihat pada pendapat Plato.Plato membagi pengetahuan
menurut tingkatan pengetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya.
Pembagiannya adalah sebagai berikut :
1)
Pengetahuan Eikasia
(Khayalan)
Tingkatan yang paling rendah disebut pengetahuan Eikasia, ialah
pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau gambaran.Pengetahuan ini isinya
adalah hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan atau kesukaan serta
kenikmatan manusia yang berpengalaman.
2)
Pengetahuan Pistis
(Substansial)
Satu tingkat diatas eikasia adalah tingkatan pistis atau pengetahuan
substansial.Pengetahuan ini adalah pengetahuan mengenal hal-hal yang tampak
dalam dunia kenyataan atau hal-hal yang dapat diindrai secara langsung.
3)
Pengetahuan Dianoya
(Matematika)
Plato menerangkan tingkat pengetahuan ini adalah tingkatan ketiga
yang ada di dalamnya sesuatu yang tidak hanya terletak pada fakta atau objek
yang tampak, tetapi juga terletak pada bagaimana cara berpikirnya.Dengan
demikian dapat dituturkan bahwa bentuk pengetahuan tingkat dianoya ini adalah
pengetahuan yang banyak berhubungan dengan masalah matematik atau kuantitas
entah luas, isi, jumlah, berat yang semata-mata merupakan kesimpulan dari
hipotesis yang diolah oleh akal pikir karenanya pengetahuan ini disebut juga
pengetahuan pikir.
4)
Pengetahuan Noesis
(Filsafat)
Pengetahuan Neosis adalah pengetahuan tingkatan tertinggi,
pengetahuan yang objeknya adalah arche ialah prinsip utama yang mencakup
epistemologik dan metafisik. Prinsip utama ini disebut ”IDE”. Plato menerangkan
tentang pengetahuan ini adalah hampir sama dengan pengetahuan piker.
Tujuannya adalah untuk mencapai prinsip utama yang isinya hal
yang berupa kebaikan, kebenaran dan keadilan. Menurut Plato, cara berpikir
untuk mencapai tingkat tertinggi dari pengetahuan itu adalah dengan menggunakan
metode dialog sehingga dapat dicapai pengetahuan yang sungguh-sungguh sempurna
yang biasa disebut Episteme.
2.4 Sumber Pengetahuan
Semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya adalah
dari mana dan lewat apa pengetahuan itu diperoleh. Persoalan yang muncul
tentang bagaimana proses terbentuknya pengetahuan yang dimiliki oleh manusia
dapat diperoleh melalui carapendekatan apriori maupun aposteriori. Pengetahuan
yang diperoleh melalui pendekatan apriori adalah pengetahuan yang diperoleh
tanpa mengetahui proses pengalaman, baik pengalaman yang bersumber pada panca
indra maupun pengalaman batin atau jiwa. Sebaliknya, pengetahuan yang diperoleh
melalui pendekatan aposteriori adalah pengetahuan yang diperolehnya melalui
informasi dari orang lain atau pengalaman yang telah ada sebelumnya.
Pengetahuan yang ada pada kita diperoleh dengan
menggunakan berbagai alat yang merupakan sumber pengetahuan
tersebut. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan, antara
lain:
a.
Empirisme
Menurut aliran ini, manusia meperoleh pengetahuan melalui
pengalamannya, kebenaran pengetahuan hanya didasarkan pada fakta-fakta yang ada
dilapangan.Pengetahuan manusia itu dapat diperoleh melalui pengalaman yang
konkret karena gejala-gejala alamiah yang terjadi dimuka bumi ini adalah
bersifat konkret dan dapat dinyatakan melalui pancaindra manusia.
Sumber pengetahuan adalah pengamatan.Pengamatan memberikan dua
hal, yakni kesan-kesan (impressions) dan pengertian-pengertian atau ide-ide
(ideas).Yang dimaksud kesan-kesan adalah pengamatan langsung yang diterima dari
pengalaman, seperti merasakan tangan terbakar.Yang dimaksud dengan ide adalah
gambaran tentang pengamatan yang samar-samar yang dihasilkan dengan merenungkan
kembali atau terefleksikan dalam kesan-kesan yang diterima dari pengalaman.
Berdasarkan teori ini, akal hanya megelola konsep gagasan
inderawi.Sumber utama untuk memperoleh pengetahuan adalah data empiris yang
diperoleh dari panca indera.Akal tidak berfungsi banyak, kalaupun ada, itu pun
sebatas ide yang kabur.
b.
Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian
pengetahuan.Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal.Manusia
memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek. Fungsi pancaindera
hanya untuk memperoleh data-data dari alam nyata dan akalnya menghubungkan
data-data itu satu dengan yang lain. Dalam penyusunan ini akal menggunakan
konsep-konsep rasional atau ide-ide universal.
Spinoza memberikan penjelasan yang lebih mudah dengan menyusunn
sistem rasionalisme atas dasar ilmu ukur.Dalil ilmu ukur merupakan dalil
kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi.Contohnya “sebuah garis lurus
merupakan jarak terdekat diantara dua titik”.
Kant menekankan pentingnya meneliti lebih lanjut terhadap apa
yang telah dihasilkan oleh indera dengan datanya dan dilanjutkan oleh akal
dengan melakukan penelitian yang lebih mendalam. Ia mencontohkan bagaimana kita
dapat menyimpulkan kalau kuman tipus menyebabkan demam tipus tanpa penelitian
yang mendalam dan eksperimen.
c.
Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi
pemahaman yang tertinggi.Intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang
mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.Intuisi mengatasi sifat lahiriyah
pengetahuan simbolis, yang pada dasarnya bersifat analisis, menyeluruh, mutlak,
dan tanpa dibantu oleh penggambaran secara simbolis.Karena itu, intuisi adalah
sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan.Sebagai dasar
untuk menyusun pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat
diandalkan.Pengetahuan intuisi dapat dipergunakan sebagai hipotesa bagi
analisis selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang
dikemukakan.Kegiatan intuisi dan analisis bisa bekerja saling membantu dalam
menemukan kebenaran.
Bagi Nietzchen intuisi merupakan “intelegensi yang paling
tinggi” dan bagi Maslow intuisi merupakan “pengalaman puncak” (peak
experience). Adapun perbedaan antara intuisi dalam filsafat barat dengan
makrifat dalam islam adalah kalau intuisi dalam filsafat barat diperoleh lewat
perenungan dan pemikiran yang konsisten, sedangkan dalam islam makifat
diperoleh lewat perenungan dan penyinaran dari Tuhan .
d.
Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada
manusia lewat perantara para Nabi.Para Nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan
tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk
memperolehnya.Pengetahuan, mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta.
Pengetahuan dengan jalan ini merupkan kekhususan para Nabi.Hal
inilah yang membedakan mereka dengan manusia-manusia lainnya.Akal meyakinkan
bahwa kebenaran pengetahuan mereka berasal dari Tuhan, karena memang
pengetahuan itu ada pada saat manusia biasa tidak mampu mengusahakannya. Bagi
manusia tidak ada jalan lain kecuali menerima dan membenarkan semua yang
berasal dari Nabi.
Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai
kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup
masalah transendental.Kepercayaan ini yang merupakan titik tolak dalam agama
lewat pengkajian selanjutnya dapat menigkatkan atau menurunkan kepercayaan itu.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uraian diatas
tentang pembahasan filsafat pengetahuan dapat penulis simpulkan bahwa diawali
dengan perasaan manusia bawaan merasa tidak puas dengan yang ada.Perasaan ini
dikembangkan untuk dapat menggali dan menemukan kebenaran dari apa yang
dipikirkan. Dikarenakan setiap manusia adalah pencari kebenaran, maka bayak hal
yang dilakukan untuk menemukan kebenaran itu sendiri.Penulis menekankan tentang
sumber pengetahuan yang dijadikan alat menemukan kebenaran yakni empirisme,
rasionalisme, intuisi dan wahyu.
DAFTAR PUSTAKA
Blikolong.J.B. 2015.Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar).Universitas
Gunadarma
Burhanuddin.Afid. 2013. dalamJenis Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran.https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/jenis-pengetahuan-dan-ukuran-kebenaran/. (Diakses pada
tanggal 27 November 2017).
Fakhor.Shokhibul. 2016. Dalam Macam-macam pengetahuan manusia. http://fakhorshokhibul.blogspot.co.id/2016/05/macam-macam-pengetahuan
manusia.html?m=1.(diakses pada tanggal 16 november 2017).http://esensialisme.blogspot.co.id/2015/12/ebook-filsafat-ilmu.html. (diakses pada 15 November 2017).
Kusuma.Putri. 2013.DalamPengertian Filsafat, Pengetahuan, dan Ilmu Pengetahuan. https://rifkaputrika.wordpress.com/2013/03/29/iad/ (diakses pada 15 November 2017).
Tim penyusun Kamus Pusat.(2002). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Wahana.Paulus.2016.
Filsafat ilmu pengetahuan. Pustaka
Diamond, Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar