FILSAFAT PENGETAHUAN

FILSAFAT PENGETAHUAN


  



  


Disusun oleh
Hendri Ardianto
NPM : 072117065


Program Studi
Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Pakuan
Bogor
2017/2018





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Manusia pada dasarnya adalah mahluk pencari kebenaran. Manusia tidak selalu merasa puas dengan apa yang sudah ada. Hal ini ditandai selalu mencari dan bertanya-tanya tentang kebenaran tersebut. Kebenaran serta pengetahuan setiap orang dapat ditemukan dengan cara berbeda-beda baik melalui pembelajaran maupun pengalaman. Walau terkadang pengetahuan tentang  kebenaran yang dicari selalu mendapatkan jawaban yang beraneka ragam. Pencarian kebenaran ini yaitu melalui filsafat.
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang mendalam terhadap segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio.Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Masyarakat pada umumnya selalu bergelut pada filsafat.Secara disadari maupun tidak, agama serta adat istiadat selalu menggunakan filsafat untuk menemukan kebenaran.Dalam hal ini berkaitan dengan filsafat ilmu pengetahuan.
Pengetahuan merupakan kekayaan mental seseorang yang menjadikan diri bermartabat.Sangat sulit dibayangkan jika kehidupan ini tidak ada pengetahuan.Tidak mengerti mana yang baik dijalankan, begitu juga sebaliknya.Mengerti tentang begitu penting dan berharganya pengetahuan, maka setiap langkah perjalanan hidup tentu disertai belajar untuk mendapatkan pengetahuan.
Pada hakikatnyamelalui pengetahuan,  kita menginginkan jawaban yang benar bukan sekedar jawaban yang sifatnya menimbulkan keraguan. Selanjutnya bagaimana kita mendapatkan pengetahuan dan memanfaatkannya. Dalam hal ini akan membahas tentang filsafat ilmu pengetahuan.   


1.2  Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini adalah :
1.      Apakah yang dimaksud dengan pengetahuan dan filsafat pengetahuan ?
2.      Apa saja jenis pengetahuan menurut polanya dan tingkatannya?
3.      Dari mana sumber pengetahuan  ?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1.      Memahami pengertian pengetahuan dan filsafat pengetahuan.
2.      Memahami jenis pengetahuan menurut polanya dan tingkatannya.
3.      Mengetahui sumber pengetahuan.
1.4  Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1.      Pembaca
sebagai bahan referensi bacaan dalam memenuhi mata kuliah filsafat pengetahuan.
2.      Penyususun
Sebagai bekal dan pengetahuan dasar dalam memahami filsafat pengetahuan itu sendiri.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Definisi pengetahuan
Sebelum memahami pembahasan yang lebih lanjut, permasalahan utama yang harus kita ketahui adalah apakah pengetahuan itu.pengetahuan berarti segala sesuatu yg diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yg diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran) (Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,2002). Selain definisi diatas, pengetahuan menurut beberapa ahli adalah:
a.       Menurut Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu.
b.      Menurut Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
c.       Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan.
Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari mengetahui dan mengingat melalui indera seseorang.Pengetahuan merupakan kegiatan yang bersifat terlihat.Karena selalu menambah sesuatu yang baru kepada subjek. Subjek yang tadinya tidak mengetahui akan menjadi tahu. Objek yang sebenarnya tidak dikenal menjadi kenal.Pengetahuan manusia juga selalu tumbuh dan berkembang.Ia bersifat tidak sempurna, tidak terbatas, tidak tuntas. Mengapa ?karenamanusia tidak dapat mengenal sesuatu langsung sampai tuntas, tetapi tahap demi tahap, sepotong demi sepotong, melalui pola membeda-bedakan dan menghubungkan atau analisis sintesa (Pranarka,39-41).
      Pengetahuan juga mengandung makna sebagai istilah untuk mendefinisikan apabila seseorang mengenal tentang  sesuatu. Sesuatu yang menjadi pengetahuanya terdiri dari unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta keinginan tentangsesuatu yang akan diketahuinya. Maka pengetahuan selalu menuntut adanya subyek yang mempunyai keinginan untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal yang ingin diketahuinya.Jadi pengetahuan adalah hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu yang sifatnya belum tahu menjadi tahu.
2.2  Filsafat pengetahuan
Berbicara masalah filsafat, tentu kita harus mengetahui apa itu filsafat ?.Kata filsafat atau filosofi (philosophy) berasal dari perkataan Yunani philos (suka, cinta) dan sophia (kebijaksanaan). Jadi kata filosofi berarti cinta kepada kebijaksanaan.Suatu tindakan yang dilakukan dengan mengandung unsur cinta serta kebenaran, maka hal itu termasuk filsafat. Pemahaman filsafat menjadi fokus untuk dilakukan dalam kehidupan kita yang bersangkutan dengannorma yang berlaku. Baik itu kesopanan secara ucapan maupun tindakan.
Beekman (dalam Paulus Wahana,2016:18)para filsuf mendefinisikan pendapatnya berkenaan dengan definisi filsafat sebagai berikut:
1)         Aristotelesmendefinisikan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada ini.
2)         R. Beerling Filsafat adalah pemikliran-pemikiran yang bebas, diilhami oleh rasio, mengenai segala sesuatu yang timbul dari pengalaman-pengalaman.
3)         Bertrand Russell: Filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti kita lakukan pada kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam ilmu pengetahuan, akan tetapi secari kritis.
4)         Plato: Filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
5)         Arne Naess: Filsafat terdiri dari pandangan-pandangan yang menyeluruh, yang diungkapkan dalam pengertianpengertian.
Pendapat dari para filsuf diatas merupakan definisi yang di ungkapkan untuk memahami filsafat.Melihat sumbangsih pemikiran filsuf diatas dapat disimpulkan bahwa dengan penyelidikan, pengertian dan pemikiran rasio untuk menjawab segala sesuatu yang muncul dari berbagai pengalaman secara mendalam itulah filsafat.
2.3  Pengetahuan Menurut Pola dan Tingkatannya
Pengetahuan yang didapat setiap individu memiliki kecenderungan yang berbeda-beda.Perbedaan ini memiliki faktor beragam yang menjadi sumber masalah dalam meningkatkan pengetahuan.Untuk memehami pengetahuan, dapat di kelompokkan dalam bentuk pola maupun tingkatannya.Berikut kajian tentang pengetahuan menurut pola dan tingkatannya.
a.       Pengetahuan menurut polanya
Pengetahuan menurut polanya dibedakan antara macam-macam pengetahuan yaitu :tahu bahwa, tahu bagaimana, tahu akan/mengenai dan tahu mengapa.
1)      Tahu Bahwa
Pengetahuan bahwa adalah pengetahuan tentang informasi tertentu yang bersifat teoritis. Tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa sesuau memang begitu adanya bahwa apa yang dikatakan memang benar.Pengetahuan ini berkaitan dengan keberhasilan mengumpulkan informasi atau data tertentu. Maka kekuatan pengetahuan ini adalah informasi atau data yang dimilikinya dan orang lain tidak memilikinya.
2)      Tahu Bagimana
Pengetahuan ini menyangkut bagaimana melakukan sesuatu, ini yang dikenal dengan Know-how.Pengetahuan ini berkaitan dengan ketrampilan, keahlian dan kemahiran teknis dalam melakukan sesuatu. Seseorang yang mempunyai pengetahuan jenis ini tidak lain berarti ia tahu bagaimana melakukan sesuatu, berkaitan dengan praktek.
3)      Tahu akan/mengenai
Yang dimaksudkan pengetahuan ini adalah sesuatu yang sangat spesifik menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi. Unsur paling penting dalam hal ini adalah pengenalan dan pengalaman pribadi secara langsung dengan objeknya. 
Ada beberapa ciri dari pengetahuantahu akan/mengenai ini adalah :1) Karena pengetahuan ini didasarkan pada pengenalan pribadi yang langsung dengan objek, pengetahuan ini mempunyai tingkat objektifitas yang cukup tinggi (berdasarkan pengenalan dan pengalaman langsung si subjek). Walaupun disadari bahwa unsur subjektifitas tetap ada karena objek itu tetap dikenal dan ditangkap berdasarkan sudut pandang si subjek. 2) Subjek mampu membuat penilaian tertentu atas objeknya karena pengenalan dan pengalaman pribadi yang bersifat langsung dengan objek.  3) Pengetahuan ini bersifat singular (tunggal), yaitu hanya berkaitan dengan barang atau objek khusus. Artinya pengetahuan ini terutama terbatas pada objek yang dikenal langsung dan personal dan bukan menyangkut objek serupa lainnya.
4)      Tahu Mengapa
Pengetahuan jenis ini berkaitan dengan “pengetahuan bahwa”, hanya saja “tahu mengapa” jauh lebih mendalam dari “ Tahu bahwa” karena pengetahuan “tahu mengapa” berkaitan dengan penjelasan. Penjelasan ini tidak hanya berhenti pada informasi, melainkan menerobos masuk ke balik data atau informasi yang ada.Dengan penjelasan yang ada maka “tahu mengapa” jauh lebih kritis, bahkan sudah pada tingkat mengkaitkan dan menyusun hubungan-hubungan tak kelihatan antara berbagai informasi yang ada.Melangkah dari informasi yang ada ke informasi baru yang menyingkap pengetahuan yang lebih mendalam.Pengetahuan model ini lebih dekat kepada model ilmiah.Bahwa keempat macam pengetahuan ini terdapat saling hubungan yang sangat erat untuk bisa tercapainya pengetahuan yang dianggap pling benar dan sempurna.

b.      Pengetahuan menurut tingkatannya
Terdapat bebarapa jenis pengetahuan yang di ungkapkan Burhanuddin Salam, bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu:
1)      Pengetahuan biasa
Pengetaahuan biasa adalah pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense(akal sehat), dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di mana ia menerima secara baik.Pengetahuan biasa ini, dalam mengungkapkan objek yang dilihat dan dirasakan sebagaimana adanya.Contoh, orang menyebut itu dingin karena dirasakan bahwa itu dingin dan sebagainya.
2)      Pengetahuan ilmu
Adalah ilmu sebagai terjemahan dari science.Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif objektif.Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan member makna terhadap dunia factual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi,  eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu obkektif dan menyampingkan unsure pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral, dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta.
3)      Pengetahuan filsafat
Adalah pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif.Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat, membahas hal yang lebih luas dan mendalam.Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
4)      Pengetahuan agama
Adalah pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya.Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beebrapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan vertical dan cara berhubungan dengan sesame manusia, yang sering juga disebut dengan hubungan horizontal.

Selain jenis pengetahuan diatas, para ahli membagi dan menjelaskan pengetahuan menurut tingkatannya.Jenis-jenis pengetahuan juga dapat dilihat pada pendapat Plato.Plato membagi pengetahuan menurut tingkatan pengetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya. Pembagiannya adalah sebagai berikut :
1)         Pengetahuan Eikasia (Khayalan)
Tingkatan yang paling rendah disebut pengetahuan Eikasia, ialah pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau gambaran.Pengetahuan ini isinya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan atau kesukaan serta kenikmatan manusia yang berpengalaman.
2)         Pengetahuan Pistis (Substansial)
Satu tingkat diatas eikasia adalah tingkatan pistis atau pengetahuan substansial.Pengetahuan ini adalah pengetahuan mengenal hal-hal yang tampak dalam dunia kenyataan atau hal-hal yang dapat diindrai secara langsung.
3)         Pengetahuan Dianoya (Matematika)
Plato menerangkan tingkat pengetahuan ini adalah tingkatan ketiga yang ada di dalamnya sesuatu yang tidak hanya terletak pada fakta atau objek yang tampak, tetapi juga terletak pada bagaimana cara berpikirnya.Dengan demikian dapat dituturkan bahwa bentuk pengetahuan tingkat dianoya ini adalah pengetahuan yang banyak berhubungan dengan masalah matematik atau kuantitas entah luas, isi, jumlah, berat yang semata-mata merupakan kesimpulan dari hipotesis yang diolah oleh akal pikir karenanya pengetahuan ini disebut juga pengetahuan pikir.


4)         Pengetahuan Noesis (Filsafat)
Pengetahuan Neosis adalah pengetahuan tingkatan tertinggi, pengetahuan yang objeknya adalah arche ialah prinsip utama yang mencakup epistemologik dan metafisik. Prinsip utama ini disebut ”IDE”. Plato menerangkan tentang pengetahuan ini adalah hampir sama dengan pengetahuan piker.
Tujuannya adalah untuk mencapai prinsip utama yang isinya hal yang berupa kebaikan, kebenaran dan keadilan. Menurut Plato, cara berpikir untuk mencapai tingkat tertinggi dari pengetahuan itu adalah dengan menggunakan metode dialog sehingga dapat dicapai pengetahuan yang sungguh-sungguh sempurna yang biasa disebut Episteme.

2.4  Sumber Pengetahuan
Semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya adalah dari mana dan lewat apa pengetahuan itu diperoleh. Persoalan yang muncul tentang bagaimana proses terbentuknya pengetahuan yang dimiliki oleh manusia dapat diperoleh melalui carapendekatan apriori maupun aposteriori. Pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan apriori adalah pengetahuan yang diperoleh tanpa mengetahui proses pengalaman, baik pengalaman yang bersumber pada panca indra maupun pengalaman batin atau jiwa. Sebaliknya, pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan aposteriori adalah pengetahuan yang diperolehnya melalui informasi dari orang lain atau pengalaman yang telah ada sebelumnya.
Pengetahuan yang ada pada kita diperoleh dengan menggunakan  berbagai alat yang merupakan sumber pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan, antara lain:
a.       Empirisme
Menurut aliran ini, manusia meperoleh pengetahuan melalui pengalamannya, kebenaran pengetahuan hanya didasarkan pada fakta-fakta yang ada dilapangan.Pengetahuan manusia itu dapat diperoleh melalui pengalaman yang konkret karena gejala-gejala alamiah yang terjadi dimuka bumi ini adalah bersifat konkret dan dapat dinyatakan melalui pancaindra manusia.
Sumber pengetahuan adalah pengamatan.Pengamatan memberikan dua hal, yakni kesan-kesan (impressions) dan pengertian-pengertian atau ide-ide (ideas).Yang dimaksud kesan-kesan adalah pengamatan langsung yang diterima dari pengalaman, seperti merasakan tangan terbakar.Yang dimaksud dengan ide adalah gambaran tentang pengamatan yang samar-samar yang dihasilkan dengan merenungkan kembali atau terefleksikan dalam kesan-kesan yang diterima dari pengalaman.
Berdasarkan teori ini, akal hanya megelola konsep gagasan inderawi.Sumber utama untuk memperoleh pengetahuan adalah data empiris yang diperoleh dari panca indera.Akal tidak berfungsi banyak, kalaupun ada, itu pun sebatas ide yang kabur.
b.      Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal.Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek. Fungsi pancaindera hanya untuk memperoleh data-data dari alam nyata dan akalnya menghubungkan data-data itu satu dengan yang lain. Dalam penyusunan ini akal menggunakan konsep-konsep rasional atau ide-ide universal.
Spinoza memberikan penjelasan yang lebih mudah dengan menyusunn sistem rasionalisme atas dasar ilmu ukur.Dalil ilmu ukur merupakan dalil kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi.Contohnya “sebuah garis lurus merupakan jarak terdekat diantara dua titik”.
Kant menekankan pentingnya meneliti lebih lanjut terhadap apa yang telah dihasilkan oleh indera dengan datanya dan dilanjutkan oleh akal dengan melakukan penelitian yang lebih mendalam. Ia mencontohkan bagaimana kita dapat menyimpulkan kalau kuman tipus menyebabkan demam tipus tanpa penelitian yang mendalam dan eksperimen.
c.       Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi.Intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.Intuisi mengatasi sifat lahiriyah pengetahuan simbolis, yang pada dasarnya bersifat analisis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu oleh penggambaran secara simbolis.Karena itu, intuisi adalah sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan.Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat diandalkan.Pengetahuan intuisi dapat dipergunakan sebagai hipotesa bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan.Kegiatan intuisi dan analisis bisa bekerja saling membantu dalam menemukan kebenaran.
Bagi Nietzchen intuisi merupakan “intelegensi yang paling tinggi” dan bagi Maslow intuisi merupakan “pengalaman puncak” (peak experience). Adapun perbedaan antara intuisi dalam filsafat barat dengan makrifat dalam islam adalah kalau intuisi dalam filsafat barat diperoleh lewat perenungan dan pemikiran yang konsisten, sedangkan dalam islam makifat diperoleh lewat perenungan dan penyinaran dari Tuhan .
d.      Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantara para Nabi.Para Nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya.Pengetahuan, mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta.
Pengetahuan dengan jalan ini merupkan kekhususan para Nabi.Hal inilah yang membedakan mereka dengan manusia-manusia lainnya.Akal meyakinkan bahwa kebenaran pengetahuan mereka berasal dari Tuhan, karena memang pengetahuan itu ada pada saat manusia biasa tidak mampu mengusahakannya. Bagi manusia tidak ada jalan lain kecuali menerima dan membenarkan semua yang berasal dari Nabi.
Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup masalah transendental.Kepercayaan ini yang merupakan titik tolak dalam agama lewat pengkajian selanjutnya dapat menigkatkan atau menurunkan kepercayaan itu.­­


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Uraian diatas tentang pembahasan filsafat pengetahuan dapat penulis simpulkan bahwa diawali dengan perasaan manusia bawaan merasa tidak puas dengan yang ada.Perasaan ini dikembangkan untuk dapat menggali dan menemukan kebenaran dari apa yang dipikirkan. Dikarenakan setiap manusia adalah pencari kebenaran, maka bayak hal yang dilakukan untuk menemukan kebenaran itu sendiri.Penulis menekankan tentang sumber pengetahuan yang dijadikan alat menemukan kebenaran yakni empirisme, rasionalisme, intuisi dan wahyu.


DAFTAR PUSTAKA

 

Blikolong.J.B. 2015.Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar).Universitas Gunadarma


Burhanuddin.Afid. 2013. dalamJenis Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran.https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/jenis-pengetahuan-dan-ukuran-kebenaran/. (Diakses pada tanggal 27 November 2017).

Fakhor.Shokhibul. 2016. Dalam Macam-macam pengetahuan manusia. http://fakhorshokhibul.blogspot.co.id/2016/05/macam-macam-pengetahuan manusia.html?m=1.(diakses pada tanggal 16 november 2017).http://esensialisme.blogspot.co.id/2015/12/ebook-filsafat-ilmu.html. (diakses pada 15 November 2017).

Kusuma.Putri. 2013.DalamPengertian Filsafat, Pengetahuan, dan Ilmu Pengetahuan. https://rifkaputrika.wordpress.com/2013/03/29/iad/ (diakses pada 15 November 2017).

Tim penyusun Kamus Pusat.(2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Wahana.Paulus.2016. Filsafat ilmu pengetahuan. Pustaka Diamond, Yogyakarta.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MINDFULNESS

TANTANGAN PENDIDIKAN DI ERA KEMAJUAN TEKNOLOGI

Apa itu BISNIS ???