BERKAH, HIDUP SEBAGAI MANUSIA
BERKAH, HIDUP SEBAGAI MANUSIA
Namo Sanghyang Adi Buddhaya
Namo Tassa Bhagavato Arahato
Sammasambuddhasa
Namo Sabbe Bodhisattaya
Mahasattaya
Oleh : Hendri
Ardianto, S.Pd.B.,CPS®
Pencarian dalam kehidupan manusia salah satunya adalah mendapat berkah. Dua
hal yang akan muncul sebagai reaksi terhadap berkah adalah bahagia dan kecewa. Apa
yang diharapkan dapat terealisasi maka akan bereaksi bahagia demikian pula
sebaliknya. Harapan dari waktu kewaktu kita belajar adalah memahami makna
kehidupan sesungguhnya. Dengan merefleksikan kembali kehidupan kita sebagai
manusia, disadari atau tidak sesungguhnya kelahiran sebagai manusia adalah
berkah. Guru agung Buddha bersabda Kiccho manussapatilābho; Kicchaṁ
maccānajīvitaṁ; Kicchaṁ saddhammassavanaṁ; Kiccho
Buddhānaṁ uppādo” (Sungguh
sulit dapat dilahirkan sebagai manusia; sungguh sulit kehidupan manusia;
sungguh sulit untuk dapat mendengarkan Ajaran Benar (Dhamma); begitu pula
sungguh sulit munculnya seorang Buddha (Dhp. 182).
Memahami begitu sulitnya kelahiran sebagai manusia
dan sulit mendengarkan ajaran benar (Dharma), maka berbahagialah berkah pertama
menjadi milik kita. Dikatakan sulit karena kelahiran mahluk tidak hanya sebagai
manusia, melainkan ada yang terlahir sebagai binatang, hantu dsb. Tidak hanya
merasa puas dan gembira kita telah terlahir sebagai manusia, melainkan
memanfaatkan kelahiran ini untuk menimbun kebaikan. Memanfaatkan kehidupan ini
yakni diisi dengan hal-hal yang baik. Mampu belajar dhamma (pariyati) serta
mempraktekkan (patipati) demi kebaikan diri sendiri dan mahluk lain.
“Na jacca rassalo hoti; Na jacca hoti brahmana; Kammana rassalo hoti;
Kammana hoti brahmana” (Vasala Sutta, Sutta Nipata 136). Bukan karena kelahiran dia disebut hina, bukan karena kelahiran dia disebut mulia, tetapi karena perbuatan
dialah disebut hina, dan karena perbuatan pula dia disebut mulia.
Akibat dari semua perbuatan akan kembali pada diri kita masing-masing. Keberkahan
dalam hidup didapat karena diciptakan bukan ditunggu yang sifatnya pasif. Memiliki
nama baik, tidak ada musuh, serta banyak sahabat adalah salah satu berkah yang
tercipta dari perbuatan kita sendiri.
Banyak contoh berkah yang diharapkan dalam
kehidupan ini, salah satunya menginginkan usia panjang, sehat, memiliki
kekayaan dst. Terkadang putus asa karena berkah tidak kunjung datang yang
terjadi keluh kesah dan kekecewaan. Dari hal ini seharusnya kita mampu
intropeksi diri “kenapa berkah tidak menjadi milikku ?”. bukan dengan mengeluh
semua permasalahan akan selesai. Tetapi marilah kita melihat sahabat-sahabat
kita yang tidak memiliki tempat tinggal, kondisi fisik yang tidak normal, hidup
di lingkungan yang tidak baik, dst. Maka akan muncul rasa syukur yang tinggi,
ternyata masih ada yang lebih menderita dibanding dengan kehudupanku.
![]() |
Contoh : kemiskinan |
Rasa syukur atas apa yang kita miliki saat ini
harusnya dijadikan sebagai berkah yang tak ternilai. Untuk mewujudkan berkah
yang lain dapat dilakukan dengan usaha keras serta di barengi dengan tekat dan
keuletan. Setiap lemahnya semangat akan di perkuat dengan tekat untuk kembali
diwujudkan. Semoga paparan singkat ini menjadikan bahan perenungan dan belajar untuk
menjadikan kehidupan kita menjadi lebih baik.
Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia.
Komentar
Posting Komentar